https://jambi.times.co.id/
Berita

Kerapan Sapi Brujul di Kota Probolinggo Ricuh, Ini Respons Komunitas Pecinta Budaya

Senin, 05 Mei 2025 - 06:12
Kerapan Sapi Brujul di Kota Probolinggo Ricuh, Ini Respons Komunitas Pecinta Budaya Budaya Karapan Sapi Brujul Kota Probolinggo. (FOTO: Imam Syafi'i For TIMES Indonesia)

TIMES JAMBI, PROBOLINGGO – Insiden kericuhan dalam ajang Kerapan Sapi Brujul yang digelar Minggu (4/5/2025) kemarin mendapat tanggapan serius dari Komunitas Pencinta Budaya kerapan Kota Probolinggo. Menurut mereka, gesekan semacam itu sebenarnya bukan hal baru.

Imam Syafi’i, Koordinator Komunitas sekaligus panitia lomba, menyebut kericuhan sering kali hanya sebatas adu mulut dan saling olok-olok di antara peserta.

“Sebenarnya ricuh dalam setiap gelaran kerapan itu biasa terjadi. Dan ricuh itu hanya berupa omongan atau olok-olokan saja,” ujar Imam.

peserta-kerapan-sapi-brujul-usai-kericuhan.jpgPertemuan Panitia dan para peserta kerapan sapi brujul usai kericuhan. (FOTO: Imam Syafi'i For TIMES Indonesia)

Imam menjelaskan, penyebab kericuhan kali ini bukan karena peserta tak menerima kekalahan. Namun lebih kepada urusan personal. Salah satu peserta disebut tersinggung karena disoraki peserta lain.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, aparat keamanan dari unsur TNI dan Polri akhirnya memutuskan menghentikan lomba sementara waktu.

“Panitia sangat mengapresiasi gerak cepat yang dilakukan Polri dan TNI untuk mengamankan acara, karena takut terjadi sesuatu di luar dugaan, seperti penggunaan senjata tajam dan lainnya,” imbuh Imam.

Karena lomba tak dilanjutkan, panitia kemudian menggelar pertemuan dengan para peserta di basecamp komunitas pada Minggu malam.

Dari total 23 peserta, saat kericuhan terjadi masih ada 4 peserta yang menyelesaikan kerapan. Masih tersisa 19 peserta yang belum bertanding. Dalam pertemuan tersebut, panitia dan peserta sepakat tidak menetapkan pemenang.

“Kami putuskan tidak ada juara dalam kerapan sapi brujul tersebut. Adanya adalah juara bersama. Artinya, hadiah lomba dibagi rata,” jelas Imam.

Meski sempat terjadi insiden, Imam memastikan komunitas tetap semangat menjaga tradisi. Evaluasi akan dilakukan, terutama dalam hal pengamanan.

“Kami atas nama komunitas, masih tetap teguh melestarikan budaya kerapan di Probolinggo, karena ini sudah merupakan tradisi atau budaya yang sudah mengakar kuat di masyarakat,” pungkasnya. (*)

Pewarta : Sri Hartini
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jambi just now

Welcome to TIMES Jambi

TIMES Jambi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.