TIMES JAMBI, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi., atau yang kerap disapa Romi, mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima informasi, terutama terkait isu-isu seperti demonstrasi.

Kunci utamanya adalah memilih informasi dari sumber yang benar dan tidak perlu menyerap semua informasi yang beredar agar dapat menjaga kejernihan pikiran.

“Waktu kita membatasi informasi tentang demonstrasi, kita juga pasti bisa mendapatkan informasi sedikit-sedikit tentang hal yang benar dari sumber yang benar, tidak semua harus diperhatikan agar kita juga punya kejernihan berpikir,” kata Romi di Jakarta, Kamis (4/9/2025).

Menghadapi banjir informasi mengenai aksi unjuk rasa atau penyampaian pendapat yang marak belakangan ini, Romi menekankan pentingnya berpikir kritis dan melihat esensi atau inti permasalahan yang diperjuangkan. Dengan fokus pada pokok permasalahan, masyarakat dapat terhindar dari menerima informasi secara mentah-mentah dan mengurangi dampak psikologis yang tidak perlu.

“Maka setiap manusia harus bisa mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya agar tidak menerima semua informasi ditelan mentah-mentah, kemudian mungkin disebarluaskan atau diolah sendiri oleh dirinya, sehingga ada timbul persepsi-persepsi baru,” jelas Romi.

Ia juga mengingatkan bahwa informasi mengenai dampak buruk demonstrasi, seperti cedera pada warga sipil, seharusnya menjadi bahan pembelajaran untuk lebih waspada dan menghindari lokasi yang berpotensi rawan. Namun, jika informasi yang diterima terlalu banyak dan overwhelming, Romi menyarankan untuk mengambil jeda sejenak.

Mereka juga perlu mengevaluasi kebenaran berita tersebut sebelum bereaksi, agar tidak terjebak dalam kecemasan berlebihan atau menyebarkan persepsi yang keliru.