TIMES JAMBI, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mendukung pesantren menjadi pusat kemandirian pangan melalui penguatan ekonomi syariah, peningkatan produksi pangan lokal serta pemberdayaan santri dalam sektor pertanian berkelanjutan.
Hal itu ditegaskan Zulhas - sapaan akrabnya, saat membuka Forum Bisnis Pesantren, Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 yang digelar Bank Indonesia dan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
"Ekonomi syariah itu seperti oksigen dalam air. Ia mengalir ke semua sisi kehidupan, ke pesantren, petani, dan UMKM," katanya.
Menko Zulhas juga mengapresiasi inisiatif dan langkah BI bersama Hebitren yang telah menjadi wadah utama memperkuat ekosistem industri halal, keuangan syariah dan kewirausahaan berbasis pesantren serta mendukung sektor pangan.
"Program hibah seperti green house, modul tanam, benih, digital farming telah membantu meningkatkan produksi petani secara signifikan," ujarnya.
Ia menekankan ekonomi syariah telah menjadi arus utama ekonomi nasional. Hingga Juni 2025, aset keuangan syariah Indonesia mencapai Rp2.973 triliun, tumbuh lebih dari 5 persen per tahun.
Zulhas menekankan lebih dari 40 ribu pesantren dengan 4 juta santri di Indonesia memiliki potensi besar menjadi motor ekonomi dan pemberdayaan umat. Karena itu, diharapkan ke depan usaha pesantren juga terintegrasi dengan program Koperasi Merah Putih.
"Membangun ekonomi pesantren bukan sekadar soal profit, tapi ibadah, pemberdayaan, dan keberkahan," tegasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pemerintah Dorong Pesantren Jadi Pusat Kemandirian Pangan Lewat Ekonomi Syariah
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ronny Wicaksono |