https://jambi.times.co.id/
Gaya Hidup

Pameran 1 Abad Sadali di Bandung, Hidupkan Jejak Spiritualitas dan Estetika Sang Seniman

Jumat, 11 April 2025 - 13:02
Pameran 1 Abad Sadali di Bandung,  Hidupkan Jejak Spiritualitas dan Estetika Sang Seniman Heru Hikayat, P.O & Kurator utama pameran Sadali berfoto di depan bagian karya 100 tahun Sadali; Menjejak Bumi Menembus Langit bertempat di Selasar Sunaryo Art Space (Dok.Foto: TIMESIndonesia - Djarot)

TIMES JAMBI, BANDUNG – Di tengah dinamika seni rupa kontemporer Indonesia yang terus bergeliat, Pameran Sadali hadir sebagai oase yang memanggil kembali kesadaran akan kekuatan spiritualitas, simbolisme dan ketenangan dalam seni.

Acara ini akan digelar di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Dago Bandung pada 11 April 2025 dengan agenda peluncuran dan diskusi Dzikir dan Pikir Sadali; Modernitas dan Spiritualitas Islam dalam Seni Rupa Modernameran.

Acara ini tak sekadar menjadi ruang apresiasi terhadap sosok Sadali—pelukis sekaligus pemikir seni yang mendalam—tetapi juga menjadi medium dialog antara generasi lama, baru dan generasi yang akan datang.

Menurut PO Kurator Utama Pameran Sadali, Heru Hikayat, pameran karya Sadali dan diskusi serta bedah buku besok, ini bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga undangan untuk merenung.

"Pesan yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat adalah bahwa seni bukan sekadar ekspresi estetik, tetapi juga cermin spiritualitas dan kesadaran batin," ungkapnya. Karya Sadali adalah simbol kesunyian yang berisi. Karyanya mengajak kita untuk hening, menyelami makna di balik simbol.” Ujar Heru Hikayat, sang Kurator, Jumat (11/04/2025).

Heru mengutarakan bahwa yang namanya karya seni itu selalu terhubung dengan karya sebelumnya. Orang itu bisa menulis puisi karena dia telah membaca karya puisi sebelumnya. Jadi, intinya adalah yang Namanya seniman atau penulis itu selalu 'berutang budi' kepada pendahulunya.

Ia menjelaskan karena pemikiran di atas, sudut pandang historis itu sangat penting dalam seni dan bicara tentang kesejarahan, generasinya Sadali itu adalah pelaku dalam revolusi kemerdekaan.

Hal ini disebabkan dalam masa proklamasi dan diikuti oleh revolusi kemerdekaan, mereka pada saat itu sudah berusia dua puluh tahunan atau sama dengan dewasa muda.

Heru menjelaskan bahwa pada saat seseorang itu berusia dua puluh tahunan itu adalah masa puncak-puncak keaktifan, secara intelektual cukup matang, secara fisik masih fit.

Menurutnya, kalau dilihat, seniman-seniman yang segenerasi memang rata-rata terlibat dalam masa revolusi kemerdekaan.

"Keterlibatan yang paling umum adalah menjadi seniman dokumentator. Apalagi pada masa itu yang namanya kamera begitu langkanya sehingga para seniman kala itu memiliki cara mendokumentasikannya adalah dengan menggambar,’ kata Heru.

Proses Kurasi Karya

Heru menyatakan bahwa pihaknya juga menerbitkan katalog untuk dukungan terhadap pameran ini.

"Tetapi sekarang masih dalam proses.  Dalam katalog yang nanti akan diterbitkan, Pak Rafi sebagai putra (Alm.)Sadali kami minta untuk menulis pengantar perihal karya ayahnya,” terangnya.

Sadali dikenal luas lewat pendekatan simbolik dan spiritual yang kuat dalam setiap karyanya. Dalam pameran ini, pengunjung disuguhkan tidak hanya karya visual, tetapi juga konteks yang mengelilinginya—catatan pribadi, jejak pemikiran, hingga dokumen sejarah yang memperkuat narasi.

"Kurasi kami mencoba menghadirkan sisi lain Sadali yang tidak banyak diketahui publik. Ia tidak hanya seorang seniman, tapi juga seorang perenung," ujar sang kurator.

Oleh sebab itu, setiap karya dipilih dengan hati-hati, dikaitkan dalam satu benang merah yang menyuarakan pencarian spiritual dan refleksi pribadi.

Relevansi Sadali di era sekarang menjadi salah satu pertimbangan utama dalam konsep pameran. Meski hidup di zaman yang berbeda, nilai-nilai yang diusung Sadali dianggap masih sangat relevan, terlebih di tengah hiruk-pikuk era digital dan disrupsi makna.

"Kami ingin karya-karya Sadali dapat diterima dan dipahami oleh generasi muda. Maka dari itu, selain pameran, kami juga menghadirkan bukti-bukti karya alm. Saat membuat lukisan yang terpampang seperti sekarang," jelasnya.

Harapan dari Sebuah Pameran

Ketika ditanya mengenai harapan terhadap pameran ini, sang kurator menegaskan bahwa lebih dari sekadar ajang apresiasi seni, pameran ini adalah bentuk edukasi.

“Kami berharap masyarakat bisa mengenal lebih dalam sosok Sadali dan mengambil pelajaran dari cara ia menghadirkan makna melalui lukisan. Pameran ini juga kami harapkan dapat menjadi referensi sejarah dan spiritualitas dalam seni rupa Indonesia.”

Tidak hanya berhenti di satu tempat, pihak kurator juga mengutarakan bahwa tokoh seperti Sadali itu, sangat langka dan karyanya menjadi bagian dasar berpijak para seniman yang ada sekarang juga.

“Kami ingin Sadali menjangkau lebih banyak hati. Misi kami bukan hanya mengenang, tetapi menghidupkan kembali nilai-nilai yang ia tanamkan, seperti nilai Iman, Rasio, dan Rasa yang terungkap dalam goresan lukisannya yang indah ini,” tutur Heru. (*)

Pewarta : Djarot Mediandoko
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jambi just now

Welcome to TIMES Jambi

TIMES Jambi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.